Jumat, 16 Desember 2011

JENGAH!!!

Ada beberapa hal yang mengganjal di aktivitas saya seminggu ini...
dari serangkaian was-was akan kebiasaan berkesenian dan berkarya..
mimpi buruk selalu datang di dalam tidur-tidur pendek saya,, siang maupun malam..
Jakarta Art Biennale, sudah selesai saya garap, begitu juga dengan aktivitas lain, saya sudah berusaha menyelesaikan semuanya dengan baik...
walaupun Desain saya dibajak oleh majalah PROVOKE! untuk menjadi desai cover majalah tersebut..

Bagoendal terbajak
hasil cetak Desain Begoendal dimajalah Provoke!


tapi Bising lamunan kini berbuah hayalan yang selalu membuat saya ingin berteriak...
apakah saya sudah gila??

kekhawatiran akan orang-orang yang saya sayangi selalu menakuti diri ini..bukan hanya dalam fikiran...
entah apayang akan terjadi,,
hal ini membuat saya jengah dan berharap semua akan baik baik saja..
sementara khayalan selalu menagih semua hal yang saya inginkan...
cinta..
karya..
kasih..
dan bahagia...
waktu berjalan,, seiring saya berharap dan memperjuangkan itu semua itu...
apa saya kurang sabar??
apakah semuanya sementara menjauh??,,
Handphone saya sempat rusak selama empat hari dalam minggu ini..
Semua kemungkinan, semuanya sudah terfikirkan, dan sudah saya laksanakan solusinya..
Keluarga saya baik-baik saja, dan semua berjalan lancar,,tak ada satu infopun yang luput ketika handphone saya rusak...

teman-teman kadang menganggap saya stres atau gila karena waktu tidur dan aktivitas saya yang kesana kemari,, apa lagi dengan potongan rambut saya yang baru??,, banyak orang berifkir saya gila..
tidak membuat masalah bagi saya semua hal itu...
karena bagi saya semua akan baik-baik saja..teman-teman pasti memakluminya..
tapi saya hanya berharap segala firasat dan kemungkinan buruk yang saya takutkan tidak terjadi...
seiring saya berdoa dan memperjuangkan hak saya sebagai manusia..

cinta, karya, kasih dan Bahagia...
harus saya raih,,
walau pun semua itu selalu menguji diri saya..?

Saya tidak akan pernah jengah!


Kamis, 01 Desember 2011

TERIAK

tag: Rengga (Begoendal)

“Ketika air mata telah mengering. Ketika sudah tak lagi ada alasan bagi sebagian orang untuk tertawa. Disaat amarah telah meletup-letup di ubun kepala. Maka teriaklah sekeras-kerasnya. Tak selalu berarti marah, mungkin ini hanya puncak dari kecewa. Sebagaimana mestinya, kami hanya kehabisan
air mata dan kata-kata.”

Refleksi dari keadaan saat ini dan isu-isu sosial yang tengah berkembang
di tengah masyarakat, saya berinisiatif untuk membuat foto yang berjudul
“teriak”. Dengan perwakilan dari tokoh yang mewakili
isu-isu tersebut.
Semoga foto ini bisa menyampaikan pesan tersirat tentang opini dari sudut
pandangnya sendiri.

TERIAK akan Pendidikan

TERIAK akan Pelecehan  


TERIAK akan Hukum

TERIAK akan Kemacetan dan Kesemrawutan Lalu lintas                                                                                                                            
TERIAK akan Dunia Politik Busuk
TERIAK akan Nasib
Teriak akan Kondisi Pekerjaan
Teriak akan Kondisi Keagamaan
Sungguh Mengerikan keadaan Republik ini...
Pendidikan adalah jalan keluar bagi semua masalah bangsa. Namun ketika pendidikan
ditempatkan di posisi yang esklusif dan tidak terjangkau oleh segala lapisan maka saat itu lah ancaman membayangi negeri ini.

Sedang hangat berbagai kasus pelecehan seksual diangkutan umum yang menimpa perempuan-perempuan muda. Kecemasan kerap mendera para Kartini-Kartini bangsa. Disatu sisi mereka mempunyai tuntutan demi masa depan yang lebih baik namun disisi lain rasa was-was atas keselamatan mereka belum juga terjamin.
Pembodohan dalam ranah hukum yang kerap terjadi dengan paksa menutup mata bagi yang terzalimi.

Semrawutnya jalanan ibu kota menjadi beban tersendiri bagi para pengguna jalan. Disamping kemacetan, keamanan berkendara juga menjadi satu hal penting yang harus dicermati.

Politikus/anggota dewan yang semakin lama mulai terhimpit dengan predikat gandanya, antara pengabdi dan pencuri.

Pengangguran masih menjadi momok di negeri ini.

Sistem kerja kontrak yang semakin jauh dari aturan mainnya tidak lagi memanusiakan pekerja. Tunjangan dan jaminan hanya menjadi mimpi dan harapan kosong.

Islam, FPI, dan terorisme, menimbulkan paradigma baru tentang muslim, bukan hanya di Indonesia namun juga pandangan dunia.




 

Begoendal, Achmad Gozali