Kamis, 01 Desember 2011

TERIAK

tag: Rengga (Begoendal)

“Ketika air mata telah mengering. Ketika sudah tak lagi ada alasan bagi sebagian orang untuk tertawa. Disaat amarah telah meletup-letup di ubun kepala. Maka teriaklah sekeras-kerasnya. Tak selalu berarti marah, mungkin ini hanya puncak dari kecewa. Sebagaimana mestinya, kami hanya kehabisan
air mata dan kata-kata.”

Refleksi dari keadaan saat ini dan isu-isu sosial yang tengah berkembang
di tengah masyarakat, saya berinisiatif untuk membuat foto yang berjudul
“teriak”. Dengan perwakilan dari tokoh yang mewakili
isu-isu tersebut.
Semoga foto ini bisa menyampaikan pesan tersirat tentang opini dari sudut
pandangnya sendiri.

TERIAK akan Pendidikan

TERIAK akan Pelecehan  


TERIAK akan Hukum

TERIAK akan Kemacetan dan Kesemrawutan Lalu lintas                                                                                                                            
TERIAK akan Dunia Politik Busuk
TERIAK akan Nasib
Teriak akan Kondisi Pekerjaan
Teriak akan Kondisi Keagamaan
Sungguh Mengerikan keadaan Republik ini...
Pendidikan adalah jalan keluar bagi semua masalah bangsa. Namun ketika pendidikan
ditempatkan di posisi yang esklusif dan tidak terjangkau oleh segala lapisan maka saat itu lah ancaman membayangi negeri ini.

Sedang hangat berbagai kasus pelecehan seksual diangkutan umum yang menimpa perempuan-perempuan muda. Kecemasan kerap mendera para Kartini-Kartini bangsa. Disatu sisi mereka mempunyai tuntutan demi masa depan yang lebih baik namun disisi lain rasa was-was atas keselamatan mereka belum juga terjamin.
Pembodohan dalam ranah hukum yang kerap terjadi dengan paksa menutup mata bagi yang terzalimi.

Semrawutnya jalanan ibu kota menjadi beban tersendiri bagi para pengguna jalan. Disamping kemacetan, keamanan berkendara juga menjadi satu hal penting yang harus dicermati.

Politikus/anggota dewan yang semakin lama mulai terhimpit dengan predikat gandanya, antara pengabdi dan pencuri.

Pengangguran masih menjadi momok di negeri ini.

Sistem kerja kontrak yang semakin jauh dari aturan mainnya tidak lagi memanusiakan pekerja. Tunjangan dan jaminan hanya menjadi mimpi dan harapan kosong.

Islam, FPI, dan terorisme, menimbulkan paradigma baru tentang muslim, bukan hanya di Indonesia namun juga pandangan dunia.




 

Begoendal, Achmad Gozali

1 komentar: